Muhammad Angga Reksa, S.I.K ||cakrawalasultra.blogspot.com||
Bush Pun memberikan pilihan kepada dunia untuk berpihak kepada AS atau dicap teroris atau pendukung teroris. Bush berpidato didepan konggres AS, dimana Bush memberikan ultimatum kepada dunia. (Every nation in every region now has a decision to make: either you are with us, our you are with the terrorist). Siapapun yg tidak sejalan dgn kepentingam AS atau mengancam kepentingan AS adalah terrorist dan musuh AS..
Setelah kekuasaan George W Bush usai, Obama yg menang dalam konstetasi pemilu melanjutkan agenda Bush menabuh genderang perang melawan terorisme. Obama mengatakan akan memprioritaskan perang dan penumpasan terorisme global dan ini kebijakan politik luar negeri AS yang sangat tinggi..
AS memang sangat membutuhkan perang ini untuk bisa campur tangan dalam urusan dunia, pasca perang dunia II, negara ini menggunakan semangat kemerdekaan dunia ketiga bersama sekutunya demi menjadi negara Adi Daya dunia. Saat perang dingin, AS menjadikan perang membendung sosialis-komunisme untuk masuk berbagai kawasan dunia. Setelah perang dingin berakhir, perang melawan terorisme menjadi alasan utama negara Paman Sam ini menancapkan metode imperialisme/penjajah demi mengeruk minyak bumi dikawasan Timur Tengah..
Perang melawan terorisme global menjadikan islam sebagai "monster dan iblis". Tampak dari istilah-istilah berkonotasi buruk yang diletakan dgn islam oleh Bush dan Obama untuk menamahkan musuhnya seperti istilah "Islam Fundamentalis", "Islam Radikal", "Islam Fasis" dan "Islam Militan"..
Upaya untuk mengaitkan dgn berbagai aksi terorisme dgn islam pun mengalami kegagalan. Yang terjadi malah sebaliknya, banyak pihak sebaliknya melihat AS lah yg justru berada dibalik setiap aksi-aksi terorisme ini, baik secara langsung atau tidak. Serangan Bom WTC menjadi bukti terlampau banyak "misteri kebohongan" yg belum terungkap secara transparan dan belum terjawab secara memuaskan didepan publik..
Lihatlah atas nama perang melawan terorisme. AS melancarkan serangan agresi militernya dgn melakulan pembunuhan massal kepada masyarakat yg tak berdosa diafganistan degan memakai rudal dan menghujankan bom diwilayah tersebut hanya untuk kepentingan politik ekonomi semata..
Posisi Afganistan sangat penting dalam keseimbangan energi dan listrik di Asia tengah, karena posisi geografis yg sangat strategis sebagai rute transit potensi minyak dan ekspor gas alam dari asia tengah kelaut Arab.
Menurut laporan AFP. Afganistan adalah negara yg mempunyai cadangan minyak paling terkaya didunia. Endapan tembaga, besi, emas, minyak gas dan batu bara, serta permata, sebagian besar belum dimanfaatkan dan masi dipetakan oleh AS..
Politik belah bambu dikawasan timur tengah menjadi agenda politik luar negeri AS dalam memetakan konflik. Isis, perburuan osama bin laden dan perang melawan terorisme hanyalah desain politik melalui intelejen AS CIA untuk menyedot kekayaan alam dikawasan timur tengah demi mewujudkan eksistensi ideologi kapitalis-liberal yang serakah.
Urusan mengganyang terorisme ini kemudian menjadi urusan bersama dunia, tak pelak hampir seluruh kepala negara2 didunia, termaksud di negeri2 muslim, tunduk dan patut kepada tuntutan AS termaksud Indonesia didalamnya. perang melawan terorisme menjadi kebijakan politik luar negeri yg dominan sampai sekarang ini. Dan AS tak segan membiayai agenda perang melawan terorisme termaksud di Indonesia melalui detasemen densus 88..
Ketika atas nama perang melawan terorisme. AS meninggalkan sejarah yg berlumuran darah dikawasan Timur Tengah dengan memborbardir Irak, Afganistan, pakistan dan nyawa manusia yg tak berdosa pun kian dikorbankan. Kekejianya pun membuat dunia tuli dan buta bahwa apa yg dilakukan negara tersebut adalah teroris tingkat dewa..
Apa yang dilakukan AS hampir serupa dgn Densus 88 yang membunuh dengan keji rakyat indonesia yg tak berdosa..
Tindakan extra-judicial killing ini telah memakan begitu banyak jiwa tak bersalah.
Saat ini, hampir tak diperlukan lagi sebuah bukti yang akurat. Tak diperlukan lagi penyelidikan kasus yang mendalam. Tak perlu lagi ada pengadilan adil yang terbuka atas seseorang. Cukup bermodalkan kata "terduga, terkait, tersangka teroris" nyawa manusia di negeri ini dapat seketika menjadi "halal"untuk dicabut.
Dengan dalih "Menjaga keamanan Negara", "Menjaga Ketertiban", "Melawan Terorisme", "Demi Kepentingan Umum", satuan biadab ini berhak membunuh siapapun yang mereka inginkan.
Densus mampu membunuh secara terang-terangan. Jika petrus membunuh dalam sepi, Densus justru membunuh dalam keramaian, mencabut nyawa seseorang di hadapan keluarga, di hadapan istri dan anak-anak mereka. Di hadapan orangtua mereka.
Bagaimana mungkin tidak dikatakan bangsat. Jika membunuh orang tak bersalah adalah tugas mereka.
Pernyataan ini akan menjadi sangatlah panjang jika diisi oleh seluruh data kebrutalan satuan bernama Densus 88.
Begitu banyak kejanggalan yang terjadi atas para korban. Mereka para korban tak sempat bicara, peluru sudah bersarang di kepala. Tanpa pengadilan, nyawa tak lagi dikandung badan. Bahkan saat seorang hamba sedang menghadap Tuhannya, Densus menerobos masuk ke dalam rumah tanpa salam, memecahkan kepala korban hingga otaknya berderai. Pada 20 september 2014, di kecamatan Dompu, seorang bernama Nurdin tewas di tangan Densus saat tengah melakukan Sholat Ashar.
Belum lagi kita tambahkan dengan kebiadaban densus pada kasus di Poso 2014, ada 12 orang dibunuh oleh Densus yang bahkan tidak termasuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang). Penangkapan-penangkapan di Jakarta, Bandung, Kendal, dan Kebumen, pada Mei 2013, yang menuntut 7 nyawa yang masih berstatus terduga. Melihat Kinerja buruk ini, benarlah bahwa bahwa Densus harus dihentikan. Densus sudah menjauh dari tujuan pembentukannya. Tak ada progress yang signifikan atas tugas mereka memberantas "terorisme".
Kasus terakhir di Klaten yang memakan satu korban bernama Siyono, hanyalah satu dari ratusan kebiadaban yang telah dilakukan oleh Densus 88. Korban yang berusia 34 tahun ini, dibawa dari rumahnya pada tanggal 8 maret 2016 dalam keadaan sehat wal'afiat, sebagai terduga. Tapi entah apa yang telah dilakukan Densus, ia dikembalikan ke rumah tanpa nyawa..
Seruan mengalir deras oleh Ormas termaksud MUI didalamnya dan tak ketinggalan lembaga mahasiswapun mengangkat satu suara dgn lantang BUBARKAN DENSUS 88..
Densus menjadi jagoan dinegeri yg cacat hukum dan keadilan. Hanya dinegeri ketoprak penguasanya cuek atas kezaliman yg dialami rakyatnya, dan hanya dinegeri ketoprak negeri yg kaya sementara rakyatnya tercekik karena kemiskinan..
Penulis : Muh.Angga Reksa, S.I.K
Cakrawalasultra.blogspot.com
wahbluar biasa pakar politiknya
BalasHapus