Panggung Sandiwara "Demokrasi Negeri Dongeng"

Cakrawala Sultra™ |Bangsa ini pernah menjadi bangsa besar dan meninggalkan karya yang monumental dalam sejarah.  Jaman dulu mungkin masyarakatnya hidup rukun,saling menghormati, senang bekerja sama, sangat percaya kepada Tuhan semesta alam dan tidak suka merasa paling benar. Sementara sumber daya alam pendukung yang  ada, dimanfaatkan dengan sangat bijaksana tanpa keserakahan dan kerakusan. Kekayaan alam kita, telah mengundang orang-orang eropa untuk datang dan ingin menguasainya. Karena para leluhur bangsa ini baik hati, kedatangan bangsa eropa itu juga disambut dengan tangan terbuka.Bahkan ketika sumber daya alam mulai mereka bawa, tetap santai saja, karena percaya kekayaan kita tak akan habis dalam waktu sebentar. 

Sebagai bangsa yang biasa hidup kaya raya tentu haruslah bersikpa pemurah dan suka memberi kepada sesama. Kita sesungguhnya tak pernah di jajah. Mungkin sejarah yang mencatat bahwa kita di jajah Belanda 350 tahun itu memang salah. Saya pernah mendengar dan membaca tulisan budayawan Sujiwo Tedjo  yang menyatakan bahwa kita di jajah hanya 40 tahun saja, yang 310 tahun itu Belanda berusaha menguasai Nusantara.

Saya setuju setelah berpikir bahwa pernyataan ini ada kemungkinan benar juga. Mungkin apa yang di sampekan itu semacam dongeng, namun memang ada saatnya kita membutuhkan dongeng. Manusia memang memerlukan dongeng. Dari sisi usia boleh manusia dewasa, masih remaja ataupun anak-anak kecil. Dongeng memiliki logikanya sendiri dan perlu untuk di tumbuhkan  untuk obat melepaskan rasa dan pikiran yang lelah atau sakit. Melalui dongeng, pesan moral, imajinasi tentang keindahan  atau kemarahan yang terpendam  dapat  terpuaskan . Jika anda membaca dongeng, tentu anda punya pilihan bebas. Boleh percaya atau memilih tertawa. Tidak ada yang melarang unutk mengambil sikap terhadap dongeng. Mendongeng dan di beri dongeng menjadi penting dalam kerangka saling memberi dan menerima informasi. Persoalan hidup yang ruwet  kadang menutup ruang manusia untuk saling berdialog. Melalui dongeng banyak kepentingan dapat dipertemukan baik kepentingan nyata, setengah nyata, atau bahkan khayalan belaka. Dunia dongeng memberikan kebebasan imajinasi dan mengembangkan kreativitas bagi pendongeng maupun pendengarnya. 

Jika dongeng di susun dalam tulisan maka akan terjadi dialog antara pembaca dengan penulisnya yang mungkin mewakili suatu situasi tertentu  dari latar belakang terjadinya dongeng. Dongeng yang sudah jadi milik masyarakat (cerita rakyat) dalam beberapa situasi dapat menjadi obat bagi masyarakat yang sakit dan memendam kekecewaan kultural. Dalam dongeng manusia dapat melepaskan ketegangan psikologis dan melakukan katarsis. 

Dongeng dapat membebaskan derita hidup walau hanya sesaat saja. Manusia yang sedih dapat tertawa gembira dalam dunia dongeng dengan segala fantasinya. Pada saat ini, di era sosial media seperti sekarang pun sangat banyak dongeng. Bahkan kita dengan sangat mudah mengakses dan membuat dongeng.Kita semua, secara naluriah, kelihatannya menyukai dongeng tanpa pernah memikirkan benar tidaknya sebuah dongeng. Sebuah dongeng, akan menjadi semakin banyak yang mengetahui jika di bantah atau di tolak sementara sudah ada yang sangat percaya. Dongeng selalu tidak satu versi serta boleh di apresiasi secara bebas tanpa ada kepastian mana yang paling benar. Tak perlu juga di yakini mana yang paling orisinal. Dongeng bebas di penuhi imajinasi dan fantasi para tokohnya atau para penggemarnya. Dongeng bisa muncul dalam berbagai skala dari yang kecil hingga dongeng yang kolosal. Skala yang kecil kita bisa saling mendongeng tentang diri sendiri, keluarga, sahabat, masyarakat, hingga dongeng skala nasional. dengan sangat mudah kita bisa menemukan dongeng tentang cinta, tentang perjuangan hidup, tentang sukses, tentang Tuhan atau tentang Ipoleksusbudhankam (meminjam istilah jaman orba). Jika kita membaca atau menulis status di facebook pun, sadar atau tidak sesungguhnya kita sedang mendongeng. Dan kita sangat menikmati dongeng kita atau dongeng sahabat kita sehingga kita merasa bahwa dongeng adalah sesuatu yang nyata. Maka sebagaimana asalnya dongeng, memang tak selamanya memerlukan fakta dan data yang benar. Semua dongeng punya logika dan kebenarannya sendiri, tergantung kepada siapa yang menikmati dan percaya kepada sebuah dongeng. 

Selamat menikmati dongeng yang anda percayai dan jangan pernah memaksakan orang lain untuk menyukai atau membenci suatu dongeng. Dongeng sangatlah tergantung kepada persepsi dan imajinasi sehingga dongeng sangatlah menganut perilaku para  demokrat sejati. Dongeng sangat demokratis sebab di dunia dongeng anda dengan segala hak asasinya sangat bebas berekspresi. Mungkin saja semua keindahan dan ketertiban dunia pun hanya sebatas dongeng di negeri dongeng. Di alam nyata sesungguhnya tak ada kekuasaan yang tidak tiran dan tak ada kekuasaan yang benar-benar membela kepentingan semua manusia. Itu adalah kenyataan yang terjadi di dunia nyata, sangat beda dengan kisah di negeri dongeng.

Publishing : La Ode Muhamad Fardan
Kompas politik sultra

SHARE

Cakrawala Sultra Adalah Media Online Independen Terkini Seputar Sulawesi Tenggara | Artikel Ini Publikasikan Oleh odenews

    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

AYO LIBURAN KE KENDARI