La Ode Muhamad Fardan
Catatan Opini D4Ni "BERHENTILAH dari BERHENTI "
Tidak ada yang benar-benar berhenti; Jika Lampu HIJAUmenyala, maka kendaraan Anda yang bergerak. Jika lampu MERAH ; kendaraan lain yang bergerak; dan jika lampu KUNING , Anda pun sedang bersiaga, bersiap untuk bergerak.
Sahabat Remaja, siapakah di antara Kita yang hidupnya tidak memiliki masalah? Wow, pasti tidak ada, sebab masalah itu harus selalu ada sehingga kita bisa berprestasi dalam hidup ini. Yang penting bukan masalahnya, tapi Kita nya, yakni bagaimana cara Kita menyikapi masalah yang ada, mulai dari masalah yang kecil hingga masalah yang tidak mudah.
“MASALAH” memiliki karakter yang temporer (sementara –pen) atau fana, sehingga yakinlah, selama Kita masih bernafas di dunia yang fana ini, maka tidak ada masalah yang abadi. Kita pun dihadirkan sebagai manusia, sebaik-baiknya ciptaan Tuhan, sehingga tidak perlu takut dengan masalah yang fana. Lagi pula, masalah-masalah yang dihadirkan kepada Kita sudah di-design oleh Tuhan Sang Maha Kuasa bahwa Kita pasti bisa menyelesaikannya. Sudah diukur keseimbangan antara beban masalah dengan kemampuan Kita untuk menyelesaikannya, sehinga terjadi keselarasan, dan yakinlah Tuhan tidak pernah salah mengukurnya.
Itu sebabnya, janganlah Kita berhenti secara permanen hanya karena menemui masalah yang sifatnya temporer. Ya, BERHENTILAH Dari BERHENTI SAAT INI JUGA. Majulah menuju finish Kita. Tidak ada finish kecuali di DEPAN Kita saat ini. Sekalipun Teman-teman sedang beristirahat, niatkan untuk bersiaga, mengumpulkan energi untuk bergerak lebih pasti, sebab kalau Teman-teman benar-benar berhenti, berarti kalian telah MATI.
Adillah terhadap diri sendiri, ketika Kita masih menginginkan jantung Kita bergerak dengan detakannya yang khas, maka jangan pernah sekali-kali hentikan nafas, jangan pernah sekali-kali hentikan langkah menuju impian Kita. Janganlah menjadi manusia yang benar-benar BERHENTI.
Sahabatku, berhentilah untuk berhenti. Jangan pernah berhenti kecuali Kita berhenti untuk mempersiapkan diri, berhenti untuk tenang, tenang untuk mengumpulkan energi, lalu dengan energi itu Kita melesat lebih tinggi. Berhentilah untuk bergerak, bukan bergerak untuk berhenti.
"Orang-orang biasa", bekerja untuk berhenti ; yaitu mendapatkan kesenangan hidup yang sementara, berhenti dan beristirahat, serta berhenti lalu bermalas-malasan. Sedangkan "Orang luar biasa", berhenti untuk bergerak. Istirahatnya adalah dzikir, diamnya adalah do’a, diam dan ketenangannya adalah cermin bahwa ia siap menghadapi berbagai masalah kehidupan yang bergerak tak pernah berhenti.
0 komentar:
Posting Komentar