Sebuah Catatan : Antara Problematika Aktivis Dakwah di Era Informatika

Cakrawala Sultra™ Entah, angin apa yang menggerakkan untuk tiba-tiba menuliskan catatan ini. Akan tetapi semoga bisa menjadi sarana saling mengingatkan diantara kita sehingga ke depannya tiada dusta apalagi ketidakcocokan satu yang lainnya. Mungkin satu hal yang mendasari adanya tulisan ini adalah ketika beberapa hari ini ada beberapa Ikhwan Galau yang diskusi dikosan saya. Awalnya diajak diskusi serius, eh ujung-ujungnya kesana juga pembahasannya. Ikhwan juga sama seperti manusia biasa, cuma mungkin beda label saja. Karena kata Ikhwan (bagi laki-laki) dan Akhwat (bagi perempuan) identik dengan aktivitas kegiatan dakwah Islam yang dilakukan sehari-harinya. Lantas apa hubungannya dengan catatan ini?

Problematika, adalah sebuah kata yang digunakan secara ilmiah yang berarti pula permasalahan. Biasanya kata problematika digunakan untuk memaparkan permasalahan secara objektif sesuai dengan realitas yang ada. Problematika biasanya dikaitkan dengan permasalahan yang sifatnya umum. Karena mempunyai sifat yang kompleks sehingga semua yang dianggap negatif dan merugikan dimasukkan ke dalam dimensi problematika ini.

Baiklah langsung saja ke judul utamanya. Setelah memasuki era Informatika ini, sejatinya memang aktivis dakwah mempunyai segudang permasalahan yang seharusnya bisa disikapi dengan lebih cerdas. Tidak hanya menikmati tulisan, audio maupun visual yang ditampilkan, tapi harus pandai-pandai memilih dan memilih mana yang baik untuk dikonsumsi serta bagaimana kita juga harus tepat dalam menyampaikan pesan yang bisa jadi ini gagasan kita tapi disampaikan dengan bahasa yang lugas tidak mendayu-dayu selayaknya lagu melayu.

Dari segi informasi, aktivis dakwah dituntut untuk paham dengan cepat dan tepat dengan issue yang berkembang sekarang. Mengolah informasi tersebut sehingga kita tahu sebenarnya masalah apa yang sedang terjadi sekarang? Tidak hanya mengikuti media massa yang menjadi mainstream kebanyakan yang biasanya dimanfaatkan oleh para pemodal dan kelompok tertentu.

Dalam penyebaran Informasi sekarang memang sudah sarat akan Perang Pemikiran. Sekian opini yang berkembang terkadang kita hanya menelannya mentah-mentah tanpa kita bandingkan dengan yang lainnya. Look from the both side, Lihat dari kedua (banyak) sisi akan membuat kita menjadi cerdas dalam menerima informasi. Tidak buta dan membabi buta dengan informasi yang ada!

Dari segi pengelolaan, terutama terkait SocialMedia yang digunakan untuk kita berinteraksi antara satu dengan lainnya. Pengelolaan disini terkait pengelolaan emosional kita. Tidak sedikit aktivis dakwah yang menunjukkan kelemahannya di hadapan publik melalui SocialMedia ini. Punya banyak teman di Friendlist dan Follower ternyata tidak dioptimalkan untuk media dakwah dan bahkan malah dicuekin begitu saja. Maksudnya dicuekin? ya dicuekin, kita tidak mengajak mereka untuk bergerak kepada kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Malah kita kadang asik dengan dunia kita sendiri. Ngomongin kuliah, tugas, amanah dan lebih parahnya malah buat curhat dan “galau-galauan”!.

Hadeh bukannya kenapa-kenapa. kita ini aktivis dakwah! Sebuah title yang diberikan oleh Allah kepada kita untuk mengemban tugas yang sangat mulia. Mulia disini diartikan untuk berbagi kebaikan kepada saudara kita. Jadi alangkah lebih baiknya kita menuliskan dan atau menampilkan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi saudara-saudara kita. Menulis dengan kata-kata baik dan bijak sehingga orang lain mengikuti kita adalah sarana kita untuk memperoleh pahala juga kan?

Di penghujung tulisan, saya akan mengutip beberapa Hadits Rasulullah SAW sebagai sarana saling mengingatkan dan semoga Allah senantiasa meluruskan hati-hati kita dan memudahkan langkah-langkah kita menuju maghfirah dan ridho-Nya kelak. Aamiiin…

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Diantara (tanda) kebaikan keIslaman seseorang adalah ia meninggalkan perkara yang tidak berguna baginya.” (HR. Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam, …”(HR. Bukhari Muslim)



Creativ by : La Ode Muh Fardan
SHARE

Cakrawala Sultra Adalah Media Online Independen Terkini Seputar Sulawesi Tenggara | Artikel Ini Publikasikan Oleh odenews

    Ayo Berkomentar
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

AYO LIBURAN KE KENDARI