Cakrawala Sultra™ |Investigasi Impor Kentang Sangat Mendesak
Impor kentang pada semester kedua tahun 2016 ini, mengakibatkan petani merugi. Harga kentang segar petani di pasar dikalahkan kentang asal cina dan pakistan.
Pipink A. Bisma Ketua Bidang Kajian Strategis Perhimpunan Sarjana Pertanin Indonesia (PISPI) menyatakan, "kentang impor harus di investigasi, apakah akibat kebijakan impor yang menyesatkan atau karena kebocoran dari impor kentang industri".
Seperti diketahui, impor berakibat pada anjloknya harga kentang ditingkat petani lebih dari 50 persen menjadi berkisar Rp. 5.000 - Rp. 7.000 per kg.
Pipink menambahkan, "impor yang merugikan petani menunjukan bahwa ada miss kordinasi antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan".
"Pemerintah harus membentuk tim untuk investigasi kentang impor. Jika ada kekeliruan, harus ditindak tegas", ujar Pipink.
Senada dengan itu, Wakil Sekjend Bidang Kajian Strategis PISPI R.S. Suroyo menegaskan bahwa, "Pemerintah harus segera mengusut Impor kentang segar yang meresahkan"
Berdasarkan data BPS dan Kementan hingga September 2016, kentang impor segar sudah mencapai 18 ribu ton.
"Jika sampai akhir tahun 2016 impor kentang segar tidak dihentikan, petani kentang akan semakin merugi. Hal ini jelas menjadi ancaman terhadap kesejahteraan petani". Tambah Suroyo.
Di dalam UU Pangan, impor dapat dilakukan jika produksi dalam negeri tidak mencukupi. Selain pemerintah, Suroyo juga mengharapkan DPR RI untuk mengungkap polemik impor kentang ini.
Indonesia walaupun mengklaim diri sebagai negara agraris, tetapi banyak komoditas pertanian diimpor. Sementara pemerintah dengan tenangnya berargumen karena keperluan komoditas pertanian belum mencukupi keperluan domestik.
Sebenarnya masalah koordinasi antar Departemen di Indonesia memang masih belum berjalan dengan baik sehingga sering merugikan pihak masyarakat lapisan bawah dan biasanya hal tersebut selalu tidak pernah tuntas bahkan dianggap tidak pernah terjadi apa-apa, karena yang terjadi saling menyalahkan lalu tidak ada penyelesaian. Semua itu terkesan karena masih adanya kepentingan untuk kalangan tertentu saja.
"Namun tidak menyadari bahwa hal tersebut telah merugikan banyak petani".
Editor : Admin_cakrawalasultra
Indonesia walaupun mengklaim diri sebagai negara agraris, tetapi banyak komoditas pertanian diimpor. Sementara pemerintah dengan tenangnya berargumen karena keperluan komoditas pertanian belum mencukupi keperluan domestik.
Sebenarnya masalah koordinasi antar Departemen di Indonesia memang masih belum berjalan dengan baik sehingga sering merugikan pihak masyarakat lapisan bawah dan biasanya hal tersebut selalu tidak pernah tuntas bahkan dianggap tidak pernah terjadi apa-apa, karena yang terjadi saling menyalahkan lalu tidak ada penyelesaian. Semua itu terkesan karena masih adanya kepentingan untuk kalangan tertentu saja.
"Namun tidak menyadari bahwa hal tersebut telah merugikan banyak petani".
Editor : Admin_cakrawalasultra
0 komentar:
Posting Komentar