Pendidikan Tumbal Politik

Oleh : La Ode Muhamad Fardan. 

Pembahasan mengenai pendidikan agaknya sangat pelik dan rumit. Mulai dari sistem pendidikan, model pendidikan dan segala macamnya yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Semuanya pun sudah pernah dibahas, entah itu dituliskan dalam bentuk buku, artikel, makalah ataupun pada seminar-seminar yang gencar dilakukan saat ini. Pendidikan yang tidak murah ini agaknya menjadi lebih menyeramkan ketika adanya suatu pembaharuan dimana pembaharuan ini dikatakan sebagai penyempurna sistem yang telah usang. Baiklah, kita tinggalkan dulu tentang pendidikan yang menjadi momok menyeramkan.

Pendidikan dan politik negara, dimana lembaga pendidikan sebagai produsen penghasil manusia yang berlabel negara, manusia yang sesuai dengan apa yang sudah di tetapkan oleh pemerintah yang mengatur segalanya (tidak nyeleneh dan tak banyak gaya). Pendidikan diprogram untuk menghasilkan manusia yang selalu mengangguk dengan semua ketetapan dari langit (langit senayan), dengan kata lain apapun yang menjadi titah Raja maka harus dilaksanakan oleh prajurit dan rakyatnya. Sistem yang turun dari langit tersebut lantas dipergunakan oleh tiap-tiap lembaga pendidikan dengan dalih sebuah sistem pembaharuan yang menjadi penyempurna sistem sebelumnya, meskipun banyak lembaga yang mengeluh karena pembaharuan yang senantiasa menyertai pergantian pemerintahan menjadikan lembaga-lembaga pendidikan ini haruslah selalu siap siaga untuk menerima titah tersebut.

Sistem politik sangat berperan dalam sistem pendidikan, bak pemeran utama dalam sebuah cerita, tapi bedalah dengan cerita dimana pemeran utama lebih dominan sengsara dibandingkan bahagia. Menjadikan politik sebagai pemeran utama tidaklah berlebihan, pasalnya sebuah kehidupan tidak akan terlepas dari sebuah politik. Politik sebagai pengatur tiap sendi kehidupan negara, mulai dari ekonomi, budaya hingga pendidikan itu sendiri.

Banyak orang yang mengatakan bahwa pendidikan dan politik adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, seperti halnya saudara sekandung lain ibunya. Politik membutuhkan pendidikan sebagai implementasi dari sistem yang sudah dibuat, sedangkan pendidikan membutuhkan politik untuk mengaturnya.

Kedudukan politik yang dijunjung tinggi dan diagung-agungkan dalam setiap sendi kehidupan negara ini tidaklah salah, akan tetapi menjadikan pendidikan sebagai ladang politik itulah yang harus dipertanyakan. Pasalnya pendidikan dipergunakan tidak hanya sebagai komoditas melainkan sebagai sebuah sistem pencetak masyarakat yang diinginkan oleh negara dan mereka yang mempunyai keinginan implisit terhadap bangsa ini. Keinginan implisit tersebut lantas dituangkan dalam sistem pendidikan, dimana masyarakat tidak akan menyadarinya. Apakah dibenarkan sebuah tujuan seperti itu?

Pendidikan haruslah dijadikan sebagai sebuah perioritas untuk perbaikan bangsa bukan sebagai komoditi yang dengan mudah diperjualbelikan dan diintervensi sistemnya karena keinginan beberapa pihak. Politik tidaklah salah dalam hal ini, akan tetapi berpolitik dalam sebuah pendidikan dengan maksud mencapai tujuan beberapa orang tertentu, itulah yang tidak dibenarkan.


From cakrawalasultra.blogspo.com
#La Ode Muhamad Fardan .

SHARE

Cakrawala Sultra Adalah Media Online Independen Terkini Seputar Sulawesi Tenggara | Artikel Ini Publikasikan Oleh odenews

    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

AYO LIBURAN KE KENDARI